Minggu, 01 Juni 2014

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN

MAKALAH PERILAKU KONSUMEN

bagi anak ekonomi di alam semesta ini (hehee...) pasti bakalan mempelajari hal ini. bener kan gannn..
sbenernya ini hasil tugas sy gann.. tapi gak apalah sy upload itung-itung sedekah :D. toh juga udh sy kumpulin..
ini makalah buat abangg-abang & tante-tante yang lgi butuh :D

sory.. tampilannya jelek. baru blajar jdi blogger huhuhuuuu :D



KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantisa memberkati dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami bisa menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah EKONOMI MIKRO tentang ” Perilaku Konsumen”.
Selaku penulis, kami menyadari bahwa dalam  makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan makalah selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya, khususnya dibidang pendidikan ekonomi.

                    
Mataram,  17 Maret 2014


Penyusun      ddd
                       
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Setiap manusia pasti pernah melakukan transaksi. Transaksi akan terjadi ketika produsen bertemu dengan  konsumen yang menghasilkan kesepakatan. Untuk menghasilkan kesepakatan tersebut, harus dilalui dengan proses tawar-menawar antara konsumen dengan produsen.
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Untuk mendapatkan barang yang diinginkan, konsumen akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan barang yang berkualitas maksimal dengan harga yang minimal. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya perilaku konsumen.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Hal itu tidak lain agar produsen dapat mengambil keputusan serta kebijakan yang tepat dalam memasarkan produk agar mendapat keuntungan yang maksimal.
1.2  Rumusan masalah
1.      Apa itu Perilaku Konsumen ?
2.      Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen ?
3.      Apa pendekatan yang dipakai untuk mengetahui perilaku konsumen?
1.3  Tujuan penulisan
1.      Mengetahui apa itu Perilaku Konsumen.
2.      Mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.
3.      Mengetahui Pemasaran pendekatan yang dipakai untuk mengetahui Perilaku Konsumen.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen adalah bagaimana ia memutuskan berapa julah barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi. Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang yang harganya rendah, proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang yang haraganya tinggi akan dilakukan dengan proses pertimbangan yang matang. Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.

a.       Perilaku Konsumen Rasional

Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:
  • barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
  • barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
  • mutu barang terjamin;
  • harga sesuai dengan kemampuan konsumen

b.      Perilaku Konsumen Irasional

Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:
  • tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
  • memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
  • ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
  • prestise atau gengsi

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
a.     Pengenalan masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
b.     Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
c.     Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
d.    Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktuyang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
 a.     Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan
Terdapat lima factor internal yang relevan terhadap proses pembuatan keputusan pembelian :
1.     Motivasi (motivation) merupakan suatu dorongan yang ada dalam diri  manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
2.     Persepsi (perception) merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap  stimulus atau kejadian yang diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap rangsangan tersebut.
3.     Pembentukan sikap (attitude formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang mencerminkan sikap suka/tidak suka seseorang akan suatu hal.
4.     Integrasi (integration) merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan. Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
 2.3  Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen
1)      Pendekatan Marginal Utility (cardinal)
Pendekatan marginal utility atau cardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. Marginal utility adalah merupakan tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
Dalam pendekatan ini digunakan anggapan “utility bisa diukur dengan uang. Huku gossen (the law of diminishing returns) berlaku yang menyatakan bahwa “semakin banyak suatu barang yang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsi menurun”. Artinya konsumen berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang didapat.
Terdapat beberapa asumsi dalam pendekatan marginal
o   Kepuasan konsumen dapat diukur dengan satuan ukur atau utilitas. Semakin banyak barang yang dikonsumsi, semakin banyak kepuasan yang didapat.  Disini terjadi hukum The Law Of Diminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
o   Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satu unit tambahan konsumsi semakin kecil
o   Mula-mula kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin turun.
o   Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward Slopinh Mu Curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum gossen.
o   Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi satu unit barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya.
 kurva kepuasan / nilai guna kardinal
U3   U              C
U2              B
U1         A
                                                             TU Curve
               X1  X2     X3                               X
1)      Pendekatan Indifference Curve (ordinal)
Pendekatan indifferen curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Anggapan dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:
1.      Konsumen mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu
2.      Konsuen mempunyai sejumlah uang tertentu.
3.      Konsumen berusaha memaksimmkan kepuasan.
Terdapat beberapa asumsi dalam pendekatan ordinal :
o   Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama.
o   Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model dan kurva indiferent.
o   Pendekatan ordinal berdasarkan pembanding sesuatu barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut.
Contoh :
            “ Penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeksprestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatif, misalnya : Bagus, Sangat Bagus, Paling Bagus.”
Ciri-ciri kurva indiferent
1.      Berlereng/Slope Negatif.
Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
2.      Cembung ke titik Origin ( Convex ).
Derajat penggantian antara barang konsumsi semakin menurun, Hal ini masih berkaitan dengan hukum Gossen, dimana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan kehilangan atas branag Y tidak begitu berarti, dan sebaliknya atas barang Y.
3.      Tidak saling berpotongan.
( Kurva indifference adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam input untuk menghasilkan output yang sama, (Yaitu: kepuasan) )


BAB III
PENUTUP
1.1  Kesimpulan
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Untuk mendapatkan barang yang diinginkan, konsumen akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan barang yang berkualitas maksimal dengan harga yang minimal. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya perilaku konsumen.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Hal itu tidak lain agar produsen dapat mengambil keputusan serta kebijakan yang tepat dalam memasarkan produk,. Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.
Terdapat beberapa proses sebelum pembeli menentukan pilihan barang yang dibeli yaitu : pengenalan masalah, pencarian informasi, mengevaluasi alternatif, keputusan pembelian, evaluasi pasca-pembelian
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mengetahui perilaku konsumen. Yaitu pendekatan marginal utility dan pendekatan ordinal.  Pendekatan Marginal Utility atau cardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat diukur dengan sattu satuan. Sedangkan Pendekatan Ordinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah
1.2  Saran
Semoga generasi mendatang dapat lebih memahami serta memberi solusi terbaik untuk mengatasi perilaku konsumen agar ekonomi nasional terus berkembang dan meningkat.




DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/artikelmatakuliah/ekonomi-mikro
http://strccheesec.blogspot.com/2013/09/perilaku-konsumen-dg-pendekatan.html