MAKALAH PERILAKU KONSUMEN
bagi anak ekonomi di alam semesta ini (hehee...) pasti bakalan mempelajari hal ini. bener kan gannn..
sbenernya ini hasil tugas sy gann.. tapi gak apalah sy upload itung-itung sedekah :D. toh juga udh sy kumpulin..
sbenernya ini hasil tugas sy gann.. tapi gak apalah sy upload itung-itung sedekah :D. toh juga udh sy kumpulin..
ini makalah buat abangg-abang & tante-tante yang lgi butuh :D
sory.. tampilannya jelek. baru blajar jdi blogger huhuhuuuu :D
sory.. tampilannya jelek. baru blajar jdi blogger huhuhuuuu :D
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantisa memberkati dalam menyelesaikan makalah ini, sehingga kami bisa
menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah EKONOMI MIKRO tentang ” Perilaku Konsumen”.
Selaku penulis, kami menyadari bahwa
dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kami membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan makalah
selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang
membacanya, khususnya dibidang pendidikan ekonomi.
Mataram,
17 Maret 2014
Penyusun ddd
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Setiap manusia pasti pernah melakukan transaksi.
Transaksi akan terjadi ketika produsen bertemu dengan konsumen yang menghasilkan kesepakatan. Untuk
menghasilkan kesepakatan tersebut, harus dilalui dengan proses tawar-menawar
antara konsumen dengan produsen.
Konsumen adalah
setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan. Untuk mendapatkan barang yang diinginkan, konsumen akan
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan barang yang berkualitas maksimal
dengan harga yang minimal. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya perilaku
konsumen.
Pemahaman mengenai
perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Hal itu tidak lain agar
produsen dapat mengambil keputusan serta kebijakan yang tepat dalam memasarkan
produk agar mendapat keuntungan yang maksimal.
1.2
Rumusan
masalah
1. Apa
itu Perilaku Konsumen ?
2. Bagaimana
proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen ?
3. Apa
pendekatan yang dipakai untuk mengetahui perilaku konsumen?
1.3
Tujuan
penulisan
1. Mengetahui
apa itu Perilaku Konsumen.
2. Mengetahui proses
pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.
3. Mengetahui Pemasaran
pendekatan yang dipakai untuk mengetahui Perilaku Konsumen.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen adalah bagaimana ia memutuskan
berapa julah barang dan jasa yang akan dibeli dalam berbagai situasi. Perilaku
konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan
pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan
jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.
Untuk barang yang harganya rendah, proses
pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang yang
haraganya tinggi akan dilakukan dengan proses pertimbangan yang matang. Jika dilihat
dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua
macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.
a.
Perilaku Konsumen
Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika
memerhatikan hal-hal berikut:
- barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi
konsumen;
- barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
- mutu barang terjamin;
- harga sesuai dengan kemampuan konsumen
b. Perilaku Konsumen Irasional
Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional
jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih
dahulu. Contohnya, yaitu:
- tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak
maupun elektronik;
- memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
- ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
- prestise atau gengsi
2.2 Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang
konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan,
yakni:
a. Pengenalan masalah (problem
recognition). Konsumen akan
membeli suatu produk sebagai solusi atas
permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul,
konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
b. Pencarian informasi (information
source). Setelah memahami
masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk
mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat
berasal dari dalam memori (internal)
dan berdasarkan pengalaman orang
lain (eksternal).
c. Mengevaluasi
alternatif (alternative
evaluation).
Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang
ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
d. Keputusan pembelian (purchase
decision). Setelah konsumen
mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang
ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktuyang
dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak
sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
a. Evaluasi
pasca-pembelian (post-purchase
evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya
berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut,
konsumen akan melakukan evaluasi apakah
produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam
hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk
tersebut pada masa depan. Sebaliknya,
konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan
harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen pada masa depan
Terdapat lima factor internal yang relevan terhadap
proses pembuatan keputusan pembelian :
1. Motivasi (motivation)
merupakan suatu dorongan yang
ada dalam diri manusia untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Persepsi (perception)
merupakan hasil pemaknaan seseorang terhadap
stimulus atau kejadian yang
diterimanya berdasarkan informasi dan pengalamannya terhadap
rangsangan tersebut.
3. Pembentukan sikap (attitude
formation) merupakan penilaian yang ada dalam diri seseorang yang
mencerminkan sikap suka/tidak
suka seseorang akan suatu hal.
4. Integrasi (integration)
merupakan kesatuan antara sikap dan tindakan.
Integrasi merupakan respon atas sikap yang diambil. Perasaan suka akan
mendorong seseorang untuk membeli dan perasaan tidak suka akan membulatkan
tekad seseorang untuk tidak membeli produk tersebut.
2.3
Pendekatan
untuk mempelajari perilaku konsumen
1)
Pendekatan
Marginal Utility (cardinal)
Pendekatan
marginal utility atau cardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa
kepuasan konsumen dapat diukur dengan satu satuan, misalnya uang. Marginal
utility adalah merupakan tambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari
pertambahan atau pengurangan satu unit barang tertentu.
Dalam
pendekatan ini digunakan anggapan “utility bisa diukur dengan uang. Huku gossen
(the law of diminishing returns) berlaku yang menyatakan bahwa “semakin banyak
suatu barang yang dikonsumsi, maka tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap
satuan tambahan yang dikonsumsi menurun”. Artinya konsumen berusaha untuk
memaksimumkan kepuasan yang didapat.
Terdapat
beberapa asumsi dalam pendekatan marginal
o Kepuasan
konsumen dapat diukur dengan satuan ukur atau utilitas. Semakin banyak barang
yang dikonsumsi, semakin banyak kepuasan yang didapat. Disini terjadi hukum The Law Of Diminishing
Marginal Utility pada tambahan kepuasan setiap satu satuan.
o Setiap
tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap satu unit tambahan konsumsi
semakin kecil
o Mula-mula
kepuasan akan naik sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan
kepuasan akan semakin turun.
o Hukum
ini menyebabkan terjadinya Downward Slopinh Mu Curva. Tingkat kepuasan yang
semakin menurun ini dikenal dengan hukum gossen.
o Tambahan
kepuasan untuk tambahan konsumsi satu unit barang bisa dihargai dengan uang,
sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya.
kurva
kepuasan / nilai guna kardinal
U3 U C
U2 B
U1 A
TU
Curve
X1 X2
X3 X
1)
Pendekatan
Indifference Curve (ordinal)
Pendekatan
indifferen curve atau pendekatan ordinal adalah pendekatan yang beranggapan
bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah.
Anggapan dalam pendekatan ordinal sebagai berikut:
1. Konsumen
mempunyai pola preferensi akan barang-barang tertentu
2. Konsuen
mempunyai sejumlah uang tertentu.
3. Konsumen
berusaha memaksimmkan kepuasan.
Terdapat
beberapa asumsi dalam pendekatan ordinal :
o
Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan
tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain
akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam
jumlah dan jenis yang sama.
o
Oleh karena itu kemudian muncul
pendekatan ordinary yang menunjukan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam
model dan kurva indiferent.
o
Pendekatan ordinal berdasarkan
pembanding sesuatu barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil
pembandingan tersebut.
Contoh :
“
Penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan,
pengukuran indeksprestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatif, misalnya :
Bagus, Sangat Bagus, Paling Bagus.”
Ciri-ciri
kurva indiferent
1.
Berlereng/Slope Negatif.
Hal
ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi barang X lebih banyak maka harus
mengorbankan konsumsi terhadap barang Y.
2.
Cembung ke titik Origin ( Convex ).
Derajat
penggantian antara barang konsumsi semakin menurun, Hal ini masih berkaitan
dengan hukum Gossen, dimana apabila
pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi barang X akan mengakibatkan
kehilangan atas branag Y tidak begitu berarti, dan sebaliknya atas barang Y.
3.
Tidak saling berpotongan.
(
Kurva indifference adalah kurva yang menggambarkan kombinasi dua macam input
untuk menghasilkan output yang sama, (Yaitu: kepuasan) )
BAB III
PENUTUP
1.1
Kesimpulan
Konsumen adalah
setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan. Untuk mendapatkan barang yang diinginkan, konsumen akan
melakukan berbagai cara untuk mendapatkan barang yang berkualitas maksimal
dengan harga yang minimal. Hal itulah yang menyebabkan timbulnya perilaku
konsumen.
Pemahaman mengenai
perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Hal itu tidak lain agar
produsen dapat mengambil keputusan serta kebijakan yang tepat dalam memasarkan
produk,. Jika dilihat dari
perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam,
yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.
Terdapat beberapa proses sebelum pembeli menentukan
pilihan barang yang dibeli yaitu : pengenalan masalah,
pencarian informasi,
mengevaluasi
alternatif, keputusan pembelian,
evaluasi
pasca-pembelian
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam
mengetahui perilaku konsumen. Yaitu pendekatan marginal utility dan pendekatan
ordinal. Pendekatan Marginal Utility
atau cardinal adalah pendekatan yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen dapat
diukur dengan sattu satuan. Sedangkan Pendekatan Ordinal adalah pendekatan yang
beranggapan bahwa kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau
lebih rendah
1.2
Saran
Semoga generasi mendatang dapat lebih memahami serta
memberi solusi terbaik untuk mengatasi perilaku konsumen agar ekonomi nasional
terus berkembang dan meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
https://sites.google.com/site/artikelmatakuliah/ekonomi-mikro
http://strccheesec.blogspot.com/2013/09/perilaku-konsumen-dg-pendekatan.html
http://strccheesec.blogspot.com/2013/09/perilaku-konsumen-dg-pendekatan.html